Syamsuddin Habibullah
Syekh Syamsuddin Habibullah Jan-I-Janan Al-Mazhar ? adalah matahari dari kebahagiaan abadi. Beliau adalah Shaykh Shamsuddin Habib Allah Jan-I-Janan al-Mazhar lahir pada tahun 1113H/1701M di India. Sejak kecil Ketika Shaykh Mazar berusia 9 tahun, beliau melihat Nabi Ibrahim as yang kemudian memberikan kekuatan Ayahnya membesarkan dan mendidik beliau dengan seluruh macam cabang pengetahuan agama. Pada usia remaja Suatu saat Shaykhnya membuka rahasia 9 titik lataif, loci dari rahasia Naqshbandi. Dari pengetahuan 9 titk Jan-I-Janan sangat teguh dalam melayani Shaykhnya dengan kepatuhan yang sempurna. Dia terus berkembang Pada tingkat ini, Shaykh Nur Muhammad memberi otoritas kepada beliau untuk membimbing para hamba Allah menuju Ketika guru beliau meninggal, beliau terus mendapatkan bimbingan dengan mengunjungi kuburannya. Selama dua Beliau menggapai pintu para wali yang sempurna yang ada di zamannya, shaykh Muhammad Afdal, Shaykh Hafiz Shaykh Jan-I-Janan terus bersama perkumpulan para shaykh tersebut selama duapuluh tahun. Beliau terus Kesempurnaan spiritual beliau menarik perhatian setiap orang, hingga mencapai seluruh bagian sub benua. Di Kekuatan yang atraktif ini mempengaruhi banyak orang, bahkan murid dari salah satu Shaykh Naqshbandi
Shah Wali Allah menerangkan tentang Jan-I-Janan dan dua guru lainnya yang disebutkan di dalam bukunya
Di dalam pribadi beliau yang mulia terkombinasi kekuatan dari empat jalan sufi. Beliau adalah guru besar dari Naqshbandi, Qadiri, Suhrawardi, dan Chisti. Beliau berkata,?Aku menerima rahasia-rahasia dan pengetahuan dari semua jalan ini dari Shaykh-ku, Shaykh Nur Muhammad al-Badawani, hingga aku menerima begitu mulia kekuatan dari semua Jalan ini. Shaykh-ku mengangkat aku dari tingkat Ibrahimic menuju tingkatan Muhammadan, yang menyebabkan aku melihat Nabi Muhammad saw menduduki tempatku, ketika aku menduduki tempat Beliau. Kemudian aku menghilang, dan aku melihat Beliau duduk di ke dua tempat. Kemudian aku melihat Beliau menghilang, dan kemudian aku duduk di kedua tempat tersebut. Shaykh Mazar berkata:
Shaykh Muhammad Afdal lebih tua dariku, tetapi dia selalu berdiri setiap aku masuk, Beliau berkata Seluruh dunia ini dan seluruh alam semesta berada di dalam genggamanku. Aku bisa melihat apasaja di Beliau memiliki pengalaman ajaib dan panorama spiritual yang tak terhitung mengenai Surgawi maupun Suatu hari dalam suatu perjalanan, terjadi badai yang sangat hebat. Angin bertiup di setiap arah. Udara Beliau berkata:
Beliau berkata : Suatu saat beliau menjadi marah dengan seorang tiran,beliau berkata,?sebuah pandangan datang kepadaku, danaku melihat seluruh shaykh, dari Abu Bakar as-Shidiqra hingga ke Shaykh hari ini tidak senang dengantindakan tiran itu? esok harinya tiran itu meninggal. Seorang pria datang kepada beliau dan berkata,?ohguruku, saudaraku telah dipenjara di suatu desa. Mohonberdoalah kepada Tuhan agar saudaraku dibebaskan?.Beliau berkata ,?Oh anakku, saudaramu tidak dipenjara,tapi dia telah melakukan suatu kesalahan dan besokengkau akan menerima surat darinya? dan itu kemudianmenjadi kenyataan seperti yang beliau deskripsikan. Shaykh Jan-I_Janan suatu hari menginformasikan kepadapara pengikutnya tentang kabar baik dan beberapa orangyang cemburu, menolak untuk menerima apa yang beliaukatakan. Beliau menjawab,?Jika engkau tidak percayakepadaku, mari kita menemui seorang hakim. Kita akanmemberitahu pandangan kita masing-masing sehinggahakim itu akan menilainya.? Mereka berkata,?kami tidakmenerima hakim siapapun kecuali nabi Muhammad saw, dandi hari perhitungan nanti, kita akan tanyakan kepadaNabi saw untuk memberi penilaian.? Beliau kemudianberkata,?Tidak perlu menunggu hingga hari perhitungannanti. Kami akan meminta penilaian Nabi Muhammad sawsekarang.? Beliau melakukan kontemplasi denganmendalam di dalam hatinya dan diperintahkan untukmembaca al-Fatiha. Setelah itu, tiba-tiba NabiMuhammad saw muncul di hadapan setiap orang danberkata,?Shamsuddin Habib Allah Jan-I-Janan al-Mazaradalah benar dan kalian semua salah.? Tentang Ciptaan Eksistensi adalah suatu Atrribut yang hanya dimilikioleh Tuhan sendiri. Dunia ini seperti bayangan darikenyataan yang ada di Hadirat Ilahi. Kenyataan dariseluruh kemungkinan seluruh ciptaan timbul darigerakan Atribut Ilahi dan Kualitas Ilahi di ataskehampaan. Eksistensi sejati yang dimanifestasikandalam bentuk fisik dikonfirmasikan sebagai cahaya didalam Hadirat Ilahi. Apapun yang muncul dalam bentuk ciptaan fisik hanyalahsebuah bayangan dari kemilau realitas yangdiprojeksikan oleh Kualitas Ilahi di atas kehampaanyang bersifat non-eksistensi. Dunia dari Atribut Ilahiadalah sumber asli dari sumber mata air penciptaanberbagai semesta. Karena semua bentuk fisik ciptaanterbit dari sebuah kombinasi dari Kualitas Ilahi dariTuhan dan kehampaan, sehingga semua ciptaan mengambilbagian dari dua sumber alami yang bertentangan. Darialam yang hampa dan ?ketiadaan? muncul lapisan darisubstansi fisik dan ini menyebar dalam tindakan setiapmanusia, menimbulkan kegelapan, kealpaan, dankejahatan. Dari Attribut Ilahi datang cahaya,pengetahuan, dan kebaikan. Oleh karena itu para Sufi,ketika melihat dirinya, menyadari bahwa semua kebaikanyang ada pada dirinya adalah sebuah cahaya dariHadirat Ilahi yang direfleksikan kepada dirinya, bukanberasal dari dirinya sendiri. Sebuah persamaan lainnyaadalah seperti seorang pencari yang mengenakan pakaianyang sangat bagus tapi sesungguhnya pakaian itu bukanmiliknya, sehingga semua pujian bukanlah milikinya.Sebaliknya dia melihat dirinya sebagai sebuah dasarsubstansi, yang penuh dengan kegelapan dan kealpaan,dengan sifat yang lebih buruk dari binatang. Dengandua persepsi ini dia akan melepaskan ketertarikan daridirinya sendiri dan akan keluar dari dirinya sendiri,dan kemudian memohon ampunan kepada Sumber KebaikanIlahi. Dengan perubahan ini, Tuhan akan mengisihatinya dengan cinta dan kerinduan kepada HadiratIlahi. Seperti yang telah Tuhan katakan di dalamHadist Qudsi yang suci, ?Jika hambaKu mendekati denganjarak satu tangan, Aku akan mendekati dia dengan satulengan, jika hambaKu datang dengan berjalan, Aku akanmendatangi dia dengan berlari. Keadan beliau ketika akan meninggalkan dunia ini Sesaat sebelum beliau meninggal, Shaykh Jan-I-Janansedang berada dalam keadaan emosianal dan cinta yangbegitu besar kepada Allah. Beliau mengalamiketidaksenangan luarbiasa karena terlalu lama hidup didunia yang sementara ini. Beliau menghabiskan sisahidupnya dalam kontemplasi yang intens. Ketikaditanya, beliau akan berkata bahwa dirinya dalamkeadaan Fana dan Baqa di dalam Tuhan Yang Maha Kuasadan Tinggi. Beliau menambah jumlah dzikir menjelanghari akhir beliau. Ini menyebabakan munculnya Cahayayang begitu kuat dan menarik perhatian banyak orang,ribuan dan ribuan para pencari memasuki jalan ini.Setiap hari akan datang 3000 orang di pintu beliau.Dan beliau tidak membiarkan seorangpun pergi tanpabertemu dengan beliau. Akhirnya, beliau kehabisantenaga dan menjadwalkan hanya dua kali dalam sehariuntuk bertemu masyarakat. Suatu hari, salah seorang pengikutnya, shaykh MullahNazim, memohon izin untuk melakukan perjalanan untukmengunjungi orangtuanya. Beliau berkata?Anakku, engkauboleh pergi tapi mungkin aku tidak akan ada lagiketika engkau kembali nanti.? Jawaban ini menyebardari mulut ke mulut, menggetarkan hati setiap orang,menandakan era beliau akan berakhir. Dengan tangis danhati yang sedih, masyarakat yang tinggal di sekitarPunjab mulai menangis. Rumah beliau selalu penuh, dantak seorangpun yang tahu apa yang akan terjadi ketikabeliau akan pergi. Beliau kemudian mengambil kertasdan menulis kepada penerusnya, Mullah Abdur-Razaq,?Ohanakku, aku telah berumur di atas 80. hidupku akanberakhir. Ingatlah aku di dalam doamu.? Beliaumengirim surat itu kepadanya dan beliau juga mengirimsurat serupa kepada murud lainnya. Bersyukur kepada Tuhan atas karunianNya: Tidak ada lagi di hatiku tersisa sesuatu apapun yangaku inginkan untuk aku capai atau untuk melengkapiyang belum selesai. Tidak ada satu apapun yang tidakaku terima dari permintaanku kepadaNya. Hanya satukeinginanku yaitu untuk meninggalkan dunia ini danberada di Hadirat-Nya untuk selamanya. Tuhan telahmemberikan semuanya kecuali izin untuk menemui Dia.Aku meminta Tuhan untuk mengambil diriku hari ini.Tetapi aku tidak ingin pergi menghadap Dia sebagaiorang biasa. Aku ingin pergi seperti yang telahditulis di Al-Qur?an, sebagai seorang martir yang akanselalu hidup, Ya, Tuhanku, jadikan aku martir di duniaini dan bawalah aku kepadaMu sebagai martir. Kematianseperti ini akan membawa kebahagiaan di hatiku danakan menyebabkan aku berada di hadapan Rasulullah sawdan Ibrahim as dan Musa as dan dengan seluruh 124.000NabiMu. Aku akan bersama dengan seluruh para SahabatNabi saw, dan dengan Junayd, dan Guru Besar dari Jalanini, Shah Naqshband, dan seluruh Guru Besar dari JalanSufi. Oh Tuhan ku, aku ingin menggabungkan kesaksiansebagai martir dengan kematian spiritual dalam keadaanpenyaksian dan Fana. Pada hari Rabu malam, tujuh Muharam, pada tahun1175H/1781M, pembantu beliau datang dan berkata,?Adatiga pria di depan, mereka berkata inginmengunjungimu.? Beliau berkata?Bawa mereka masuk?ketika mereka masuk, beliau keluar dari kamarnya danmenyambut mereka. Salah satu dari mereka berkatakepada beliau,?Engkau Mirza Jan-I-Janan Habib Allah??beliau menjawab ?Ya,? Orang ke dua berkata kepada yangke tiga ,?Ya, benar dialah orangnya? kemudian salahseorang dari mereka mengambil sebilah pisau darikantung dan menusukkan pisau itu dari belakang,menembus pinggangnya. Dikarenakan usia, beliau tidakmampu bertahan dan jatuh tersungkur. Ketika waktushalat magrib tiba, Raja mengirimkan dokter kepadabeliau, beliau menolak dan berkata ?Aku tidakmembutuhkan dia, dan untuk orang yang menusukku, akumemaafkannya, karena aku senang untuk mati sebagaimartir, mereka datang sebagai jawaban atas doaku?. Beliau meniggal pada hari Jum?at. Ketika menjelangtengah hari, beliau membaca al Fatiha dan surat Ya Sinhingga shalat Ashr tiba. Beliau bertanya kepadapengikutnya, berapa jam lagi matahari tenggelam.Mereka menjawab ?Empat jam lagi? beliau berkata ?Masihlama rasanya untuk bertemu dengan Tuhanku? beliauberkata?Aku telah meninggalkan 10 waktu shalat dalamhidupku, semuanya terlewat dalam dua hari ini, karenabadanku penuh darah dan aku tidak mampu menggerakankepalaku? mereka bertanya kepada beliau ?Jika seorangyang sakit dalam keadaan lemah, adakah dia wajibshalat meski dengan isyarat mata atau gerakan dahiatau dia melakukkannya nanti?? beliau menjawab ?keduacara itu benar? Shaykh Jan-I-Janan menanti dengan sabar mataharitenggelam dan kemudian beliau meninggal. Malam ituadalah malam Ashura, 1195H/1781M. Beliau memberikanrahasia dari Matarantai Emas kepada penerusnya, ShaykhAbdullah Ad-Dahlawi. |
Komentar
Posting Komentar