Ahmad Al Faruqi
Jika Tuhan menyebabkan seseorang mendekat kepada-Nya, Dia akan membuat Diri-Nya menjadi objek dari kerinduannya, tanpa dia mengetahui, seperti api dari kisah Musaa.s., yang Musaa.s. lihat dari mata fisik belaka, tanpa menyadari adanya sesuatu Yang Agung. Jika engkau memahami perkataanku maka engkau akan mengetahui dalam bentuk yang berbeda: Jika saja Musaa.s. mencari sesuatu yang lebih dari sekedar api belaka, Musaa.s. akan melihat Diri-Nya di dalamnya dan bukan hanya sekedar api.
Ibnu Arabi, Fusus al-Hikam (bab tentang Nabi Musa a.s. dan Nabi Isa a.s., dari karya beliau Hikmah dari Para Nabi)
Syekh Ahmad Al Faruqi As Sirhidi Qs adalah Sinai dari perwujudan Ilahi, Shidratul Muntaha dari pengetahuan yang unik, dan air terjun dari pengetahuan yang tersembunyi dari para Nabi. Beliau adalah ulama yang sangat jenius dan Sultan di muka bumi, yang terlahir dalam keadaan tersenyum dan dimulyakan. Beliau adalah pembimbing sempurna yang disempurnakan. Beliau adalah muadzin yang memangghil orang-orang ke hadiratNya. Kutub Utama dan Imam Surgawi yang unik.
Syekh Ahmad Menghidupkan agama di melinium ke dua, pemimpin kami dan guru besar kami, putra Syekh Abdul Ahad, putra dari Zain Al Abidin, putra dari Abdul Hayy, putra dari Muhammad, putra dari Habibullah, putra dari Rafiuddin, putra dari Nur, putra dari Sulaiman, putra dari Yusuf, putra dari Abdullah, putra dari Ishaq, puta dari Abdullah, putra dari Syuaib, putra dari Ahad, putra dari Yusuf, putra dari Shihabudin, putra dari Nasrudin, putra dari Mahmud, putra dari Sulayman, putra dari Masud, Putra dari Abdullah Al Waiz Al Saghari, putra dari Abdullah, putra dari Abdul Fatah, putra dari Ishaq, putra dari Ibrahim, putra dari Nasir, putra dari Abdullah, putra dari amirul Mu’minin, Khalifah nabi Umar Al Faruq ra.
Beliau Lahir di hari Asyura, 10 Muharrom 971 H/ 1564M, di sebuah desa bernama Sihar Nidbasin. daerah itu disebut juga Sirhindi atau Lahore, sekarang di Pakistan. Beliau menerima pengetahuan dan pendidikan dari ayahnya dan melalui para Syekh di zamannya. Beliau menguasai dengan cepat tiga jalan Spiritual (tarekat) Suhrarwardi, Chishti dan Qadiri. Beliau diizinkan untuk memulai membimbing pengikut dari ketiga jalan tersebut pada usia 17 tahun. Beliau sangat aktif dalam menyebarkan ajaran dari ketiga jalan tersebut dan membimbing pengikutnya, tetapi tetap beliau merasakan ada sesuatu yang hilang di dalam dirinya dan beliau melakukan pencarian tanpa henti untuk itu.
Beliau tertarik dengan jalan Naqsybandi, karena beliau dapat melihat dengan pengetahuan dari ketiga jalan yang beliau kuasai bahwa Naqsybandi adalah jalan yang paling tinggi. Di dalam proses pencarian spiritual ini akhirnya membawa beliau ke hadapan Kutub Spiritual di zamannya, Syekh Muhammad AL Baqi, yang dikirim dari Samarqand ke India oleh Syekh beliau Syekh Muhammad Al Amkanaki Qs. Beliau mempelajari ajaran Naqsybandi dari Syekh Muhammad Baqi dan tinggal bersama selama dua bulan atau terkadang beberapa hari, hingga tiba saatnya Syekh Muhammad AL Baqi membukakan hatinya, dan mengisinya dengan ajaran yang tersembunyi dari jalan ini dan memberi izin untuk membimbing murid-muridnya di jalan ini. Syekh Muhammad AL Baqi berkata tentang diri beliau, dia adalah kutub spiritual tertinggi.
Prediksi tentang Syekh Ahmad Al Faruqi As Sirhindi Qs
Rasul saw mengatakan dalam salah satu Hadistnya “aka nada seseorang hadr dari umatku yang dipanggil dengan silah (penghubung). Dengan syafaatnya akan banyak orang akan di selamatkan”. Ini terdapat dikumpulan hadist Suyuti. Jam Al Jawami. Yang membuat ini menjadi hal yang benar adalah ketika Syekh Ahmad Al faruqi Qs berkata tentang dirinya Allah telah menjadikan diriku silah (penghubung) antara dua samudra ini berarti bahwa Allah SWT telah membuat beliau sebagai penghubung antara dua pengetahuan, yaitu eksternal dan internal”.
Syekh Mir Husamudin berkata “ aku melihat Rasul saw dalam mimpiku berdiri di mimbar dan memuji Syekh Ahmad As Sirhindi. Rasulullah saw berkata “aku bangga dan bahagia dengan hadirnya di di umatku. Tuhan telah menciptakan dia menjadi seorang pembangkit agama”.
Para awliya telah memprediksi kemunculan beliau. Salah satunya adalah Syekh Ahmad Al Jami, yang berkata “setelah aku akan muncul 17 pria dari hamba Allah, semuanya bernama Ahmad dan yang terakhir dari mereka akan menjadi kepala Milinium. Dia akan menempati posisi puncak diantara mereka, dia akan menerima pengetahuan yang tersembunyi. Dia akan membangkitkan agama.
Prediksi lainnya adalah Syekh Muhammad Al Amkanaki Qs yang berkata kepada khalifahnya “seorang Dari india akan muncul. Dia akan menjadi imam di abadnya. Dia akan engkau latih, segera temui dia, karena para hamba Allah telah menanti kedatangannya”.
Muhammad Al Baqi berkata, itulah sebabnya aku pindah dari Bukhara (rusia) ke India ketika mereka bertemu, beliau berkata kepada Syekh Ahmad Al Faruqi “engkau adalah yang dimaksud oleh Syekh AL Amkanaki. Ketika aku melihat engkau, aku tahua bahwa engkau adalah kutub spiritual di waktumu. Ketika aku memasuki daerah Sirhindi di India. Aku menemukan lampu yang sangat besar dan sangat terang hingga cahayanya menggapai surge. Semua orang mengambil cahaya dari cahaya itu. Engkau adalah lampu itu”.
Juga dikatan oleh Syekh dari ayahnya, Syekh Abdul Ahad, yang saat itu adalah Syekh dari Qadiri, bahwa beliau pernah diberikan sebuah jubbah dari Syekhnya sebelumnya yang mewarisi dari pembimbing agung Syekh Abdul Qadir AL Jailani Qs. Beliau berkata kepada penerusnya “simpanlah jubbah ini untuk seseorang yang akan muncul di akhir melinium pertama. Namanya Ahmad. Dia akan membangkitkan agama. Aku telah menghiasi dia dengan seluruh rahasiaku. Dia akan mengkombinasikan di dalam dirinya pengetahuan internal dan eksternal”.
Pencarian sang Raja dan Raja para pencari
Pandangan dan pendakian Spiritual beliau :
Syekh Ahmad Al Faruqi Qs berkata “untuk engkau ketahui bahwa sesungguhnya para penjaga surgawi menarik perhatian diriku karena mereka ingin aku tertarik kepada mereka. Mereka mempersiapkan diriku dalam perjalanan menembus ruang dan waktu di bagai tingkatan dari para pencari. Aku menemukan bahwa Tuhan adalah esensi dari semua materi, sebagaimana orang-orang sufi telah menyatakannya”.
Kemudian aku menemukan Tuhan di dalam setiap materi tanpa adanya inkarnasi. Aku menemukan Tuhan bersama semua materi. Aku melihat Tuhan diatas segalanya. Kemudian aku melihat Tuhan dan aku tidak melihat ada yang lain. Ini adalah maksud dari kesaksian atas ke Esaan yang juga merupakan tingkatan nihil (non eksistensi/ fana). Ini adalah tingkat pertama dalam kewalian, dan merupakan tingkatan tertinggai dipermulaan jalan ini. Panorama ini muncul pertama di horizon, kemudian di dalam diriku. Kemudian aku diangkat ke tingkat kekekalan (eksistensi/ baqa), ini adalah tingkat ke dua dalam kewalian.
Ini adalah level dimana para wali banyak yang tidak membicarakannya karena mereka tidak menggapainya. Mereka semua berbicara tentang level nihil (fana), tetapi setelah tingkatan ini adalah level kekekalan (baqa). Di level ini aku menemukan esensi dari semua ciptaan adalah Tuhan dan esensi dari Tuhan adalah esensi dari diriku. Aku menemukan Tuhan disemua bentuk tetapi dalam realitasnya di dalam diriku. Aku menemukan Tuhan di semua bentuk tetapi dalam realitasnya di dalam diriku. Aku diangkat ke tingkat yang lebih tinggi, untuk menemukan bahwa Tuhan bersama dengan semua ciptaan, tetapi dalam realitasnya dia dengan diriku.
Kemudian aku diangkat untuk melihat bahwa Dia mendahului segalanya, tetapi sesungguhnya Dia mendahului diriku. Aku kemudian diangkat lagi ke tingkatan bahwa Tuhan mengikuti segalanya. Tetapi dalam realitasnya Dia di dalam diriku. Kemudian aku melihat semua ciptaan dan aku tidak melihat Tuhan dan ini adalah akhir dari semua tingkatan kewalian dimana mereka membawa aku kembali ke permulaan.
Kesimpulannya, mereka mengangkat diriku ke level nihil (fana) kemudian ke level kekalan (baqa) kemudian mereka membawaku kembali ke level umum (awam) ini adalah level tertinggi dalam membimbing umat ke Hadirat Ilahi. Ini adalah tingkat sempurna dalam bimbingan, karena cocok dengan tingkat pemahaman manusia.
Aku telah menemui hari ini seseorang yang telah menggapai akhir dari akhir, kutub spiritual dari semua ciptaan, manusia yang sempurna. Syekh Muhammad Al Baqi. Melalui diri beliau aku menerima berkah luar biasa. Dengan berkahnya aku dianugerahi kekuatan untuk menarik perhatian yang mengizinkan aku untuk menyentuh semua semua manusia yang telah Tuhan ciptakan. Aku telah diberikan kehormatan untuk mencapai suatu tingkat yang mengkombinasikan tingkatan akhir dan tingkatan awal.
Aku telah mencapai semua tingkat dari para pencari dan aku telah mencapai akhir, ini adalah makna dari mencari nama dari A Rabb (Yang Maha Mendukung) dengan dukungan dari singa Allah (asad Allah). Ali bin Abi Thalib ra, semoga Allah memberkahi wajahnya. Aku diangkat ke tingkat Singgasana Ilahi, ini adalah tingkatan realitas dari kebenaran Muhammad saw. Dengan dukungan Syekh Bahauddin Naqsyband. Kemudian aku diangkat lebih tinggi lagi, ke tingkat keindahan, ini adalah level kebenaran (haqiqi) dari kutub spiritual Muhammad saw, dengan dukungan ruh Nabi ynag Suci.
Aku didukung oleh Syekh Alauddin Al Attar Qs dari beliau aku menerima tingkatan dari kutub spiritual terbesar dari hadirat Muhammad saw. Kemudian perhatian surgawi dari Allah menarik diriku. Kemudian aku mendaki menuju sebuah tingkatan yang jauh sebelum kutub Spiritual, special, dan timgkatan keaslian. Di sini dukungan dari pemberi syafaat agung, Syekh Abdul Qadir jailani, mendorong aku ke tingkatan keaslian dari yang asli.
Kemudian aku diperintahkan untuk kembali ke bawah, selama dalam perjalanan menurun, aku melewati semua 39 jalan Spiritual yang berbeda dari Naqsybandi dan Qadiri. Aku melihat semua tingkatan syekh dari jalan tersebut. Mereka menyambut dan memberi penghormatan kepadaku. Mereka kemudian memberikan kepadaku semua perbendaharaan dan pengetahuan dari realitas yang belum pernah sebelumnya diungkapkan kepada orang lain di zamanku. Kemudian dalam perjalanan kembali, aku bertemu Khidir as, beliau menghiasi diriku dengan pengetahuan surgawi seelum aku mencapai tingkat spiritual.
Aku mendaki ke berbagai waktu. Suatu saat aku mendaki di atas singgasana Ilahi, aku diangkat sejauh jarak yang sama antara singgasana Ilahi dengan bumi. Disana aku melihat Shah Bahauddin Naqshband Qs. Kemudian aku melihat di bawah tempat beliau yaitu tempat dari berbagai syekh. Aku melihat di atas beliau tempat imam dari keluarga Rasul saw dan para khalifah yang adil. Aku melihat tempat para nabi di satu sisi dan sisi lainnya Nabi kita Muhammad saw. Aku melihat semua malaikat mengelilingi mereka. Pendakian seperti ini sering terjadi pada diriku.
Tentang perjalanan Hidupnya
Abu Dawud, di dalam kitab hadist yang otentik, Rosul saw berkata di setiap permulaan abad, Allah akan mengirimkan seseorang untuk membangkitkan agama demikian adalah berbeda antara pembangkit agama setiap abad dan pembangkit agama setiap melinium. Ini seperti perbedaan seratus tahun dengan seribu tahun.
Ahmad Al Faruq Qs berkata “dalam suatu panorama spiritual, Rasul saw memberikan kabar baik kepadaku, engkau akan menjadi pewaris spiritual dan Allah akan memberikan otoritas untuk memberi syafa’at atas ratusan ribu orang pada saat hari kiamat nanti. Beliau meletakkan tangannya yang mulia pada diriku dan memberikan otoritas untuk membimbing umat, dan beliau berkata kepadaku, belum pernah sebelumnya aku memberikan otoritas untuk membimbing umat”.
Pengetahuan yang muncul dariku berasal dari level kewalian. Aku menerimanya dari cahayaNabi Muhammad saw. Para wali tidak mampu mengemban pengetahuan seperti ini. Karena ini diluar pengetahuan para wali. Ini adalah esensi dari pengetahuan agama dan esensi dari pengetahuan tentang esensi Tuhan dan atributnya. Tidak seorangpun sebelumnya membicarakan hal ini dan Tuhan telah menganugerahi aku untuk menjadi pembangkit agama di melinium ke dua ini.
Allah telah mengungkapkan kepadaku rahasia-rahasia dari keEsaan yang Mutlak, Dia mencampurkan kedalam hatiku berbagai macam pengetahuan spiritual dan penjelasannya. Dia mengungkapkan kepadaku rahasia-rahasia dari ayat-ayat AL Qur’an sehingga setiap huruf aku dapat menemukan samudra pengetahuan yang emngarah kepada Zat Tuhan Yang Maha Tinggi, Maha Kuasa dan Agung. Jika saja aku mengeluarkan makna dari satu kata Al Qur’an, maka orang-orang akan memenggal leherku, seperti yang telah mereka lakukan kepada AL Hallaj dan Ibnu Arabi.
Ini adalah maksud dari Hadist dari Rasulullah saw, di dalam Bukhari, dinarasikan oleh Abu Huraira ra. Nabi Muhammad saw telah mencampurkan ke dalam hatiku dua macam pengetahuan, satu untuk aku sampaikan kepada lainnya dan yang satu lagi jika aku keluarkan maka mereka akan memenggal leherku.
Allah Yang Maha Kuasa dan Agung telah menunjukkan kepadaku semua nama yang akan memasuki jalan kami, dari zaman Abu Bakar ra hingga hari kiamat nanti, baik laki-laki atau perempuan, semuanya akan memasuki surge, dengan perantaraan syafa’at dari para syekh di jalan ini. Al Mahdi as akan menjadi salah satu pengikut jalan (tarekat) ini.
Suatu hari aku berada bersama pengkiutku berdzikir bersama. Terasa di hatiku aku telah melakukan kesalahan. Kemudian Tuhan membukakan mataku “Aku telah mengampuni siapapun yang duduk bersamamu dan siapa saja yang meminta perantaraan dirimu. Allah telah menciptakan aku dari sisa cahaya penciptaan Nabi Muhammad saw”.
Ka’bah terkadang dating dan melakukan thawaf mengelilingiku. Allah Yang Maha Kuasa berkata kepadaku, siapa saja yang jenazahnya telah engkau shalati, maka akan diampuni dan siapa saja yang bercampur tanah kuburannya dengan kuburanmu, akan diampuni Allah SWT.
Allah SWT berkata, Aku telah memberikan anugerah special dan kesempurnaan yang tidak seorangpun akan menerimanya hingga saatnya Imam Mahdi as muncul Allah SWT memberikan kepadaku kekuatan luarbiasa untuk membimbing. Jika aku arahkan kepada pohon yang mati niscaya pohon itu akan menjadi hijau.
Keajaiban Beliau
Salah satu Syekh besar menulis surat kepada beliau. Adakah para sahabat menerima pengetahuan seprti tingkat yang engkau telah capai dan bicarakan? Jika begitu, adakah mereka menerimanya langsung pada saat yang sama atau di berbagai waktu terpisah?
Syekh Ahmad Al Faruqi Qs menjawab “aku tidak bisa memberikan sebuah jawaban sekarang kecuali engkau bersedia datang ke tempatku. Ketika Syekh itu dating, seketika itu juga beliau membuka hijab hakikat kepada Syekh tersebut dan membersihkan kegelapan dari hatinya hingga Syekh tersebut jatuh bersujud di kaki beliau dan berkata “aku percaya, aku percaya! Aku bisa melihat sekarang bahwa para sahabat menerimanya hanya dengan melihat Rasulullah saw”.
Suatu saat Syekh Ahmad Al faruqi Qs diundang di bulan puasa, Ramadhan, oleh sepuluh muridnya untuk berbuka bersama dengan mereka. Beliau menerima semua undangan tersebut. Ketika saat buka puasa bersama tiba, beliau hadir di setiap rumah muridnya, berbuka bersama dan mereka semua melihat beliau di waktu yang sama.
Beliau melihat ke langit dan saat itu hujan. Beliau berkat, wahai hujan, berhentilah dari jam ini hingga jam ini, hujan tepat sesuai waktu yang beliau katakana dan setelah itu hujan turun kembali.
Ketika Raja memerintahkan seseorang untuk dieksekusi, maka laki-laki itu dating kepada Syekh Ahmad Al Faruqi Qs dan berkata “mohon tulislah surat agar aku dibebaskan dari esekusi”. Beliau menulis ke Sultan, jangan eksekusi laki-laki ini. Sultan sangat takut dan mengampuni orang itu.
Syekh Ahmad Al Faruqi Qs berkata “aku telah bertemu secara spiritual dengan Imam Abu hanifah, seluruh guru, dan seluruh muridnya. Aku belajar dari Imam Abu Hanifa dan mereka tentang Madzhab Hanafi dan aku telah bertemu dengan Imam Syafi’I, seluruh guru dan muridnya, dan aku telah mempelajari dari mereka madzhab Syafi’I, aku menjadi ahli di kedua madzhab tersebut dan aku bisa memberikan penilaian dari kedua madzhab tersebut.
Aku diberi wewenang untuk melakukan inisiasi/ bay’at dalam tiga jalan sufi, Naqshbandi, Suhrawardi dan Chishti. Beliau sangat terkenal sebagai cendikiawan, sehingga membuat ulama berpengetahuan eksternal (ulama fiqih) di zamannya menjadi cemburu. Mereka mengadu kepada raja dan mengatakan dia telah mengatakan sesuatu yang tidak ada di dalam agama, mereka memaksa raja untuk memenjarakannya. Beliau dipenjara selama 3 tahun.
Putra beliau, Syekh Sayyid berkata “beliau berada dalam penjagaan yang ketat. Penjaga berkeliling setiap sudut ruangan. Tetap saja setiap jum’at beliau terlihat di masjid besar. Meski penjagaan semakin diperketat, beliau selalu menghilang dan muncul di masjid, akhirnya mereka memahami bahwa mereka tidak bisa memenjarakannya dan melepaskannya”.
Dari buku-buku karya beliau
Syekh Ahmad Al Faruqi Qs menulis banyak buku, salah satunya yang terkenal adalah Maktubat, di dalamnya beliau menulis :
Untuk diketahui bahwa sesungguhnya Allah SWT telah meletakkan kepada kita kewajiban dan laranganNya. Allah berfirman “apapun yang RAsulullah berikan kepadamu, ambillah, dan apapun yang beliau tahan darimu, tinggalkanlah (59:7). Jika kita ingin jujur dalam hal ini, berarti kita harus menggapai tingkatan non eksistensi dan kecintaan kepada Dzat Tuhan. Tanpa ini kita tidak akan mencapai tingkat kepatuhan, sebab itu kita dibawah kewajiban lainnya, yaitu mencari jalan sufisme, karena jalan ini akan membimbuing kita menuju tingkatan non eksistensi dan kecintaan kepada Dzat Tuhan.
Setiap jalan mempunyai cara yang berbeda dalam soal kesempurnaan, tetap saja setiap jalan mengajarkan untuk selalu menjaga sunnah dari Nabi Muhammad saw dan mempunyai definisi sendiri tentang itu. Jalan kita, melallui para Syekhnya, membutuhkan kita untuk menjaga seluruh sunnah dari nabi Muhammad saw dan eninggalkan hal-hal yang dilarang. Para Syekh kita tidak mengikuti jalan yang mudah melainkan bertahan untuk melalui jalan yamng sulit. Di dalam setiap pencarian, mereka selalu menjaga arti dari ayat yaitu Orang yang tidak lali menginat Allah walaupun sedang berniaga atau jual beli (24:37).
Di dalam perjalanan untuk mengungkapkan Tabir hakikat Ilahi, para pencari bergerak melalui beragam tingkat pengetahuan dan kedekatan kepada tuhan. Bergerak menuju Allah SWT adalah perpindahan secara vertical dari tingkatan rendah menuju tingkatan tinggi hingga pergerakan itu melewati batas ruang dan waktu dan semua tingkat bercampur menjadi yang disebut pengetahuan yang dibutuhkan dari Tuhan ini juga disebut non eksistensi (fana). Bergerak di dalam Allah, adalah tingkat dimana para pencari bergerak dari tingkatan nama dan atribut Ilahi menuju tingkat yang sulit untuk dideskripsikan dengan tanda dan kata. Ini adalah tingkat dari kekalan di dalam Allh SWT (baqa)
Bergerak dari Allah adalah tingkat dimana para pencari kembali dari kehidupan surgawi menuju kehidupan sebab dan akibat, berjalan menurun dari pengetahuan yang tertinggi menuju tempat terendah. Di sini seorang pencari akan melupakan Allah dengan Allah dan dia mengetahui Allah dengan Allah dan dia kembali dari Allah menuju Allah. Ini di sebut tingkatan terjauh dan terdekat. Bergerak di dalam materi adalah bergerak bersama seluruh ciptaan. Ini menambah pengetahuan mengenai kedekayan seluruh elemen dan tingkatan di dunia ini setelah musnah di tingakt nihil (non eksistensi/fana).
Di sini para pencari bisa meraih tingkatan bimbingan, dan ini adalah tingkatan para nabi dan orang-orang yang mengikuti jejak nabi Muhammad saw. Ini membawa pengetahuan Ilahi ke dalam dunia seluruh ciptaan untuk menegakkan bimbingan. Seluruh proses ini seperti memasukkan benang ke jarum. Benang mencari mata jarum, melewati dan balik kembali ke titik awal, dan akhirnya bertemu dua ujungnya, membentuk simpul dan membuat benang tidak terlepas. Semuanya membentuk secara keseluruhan, benang, mata dan jarum dan setiap bahan yang dijahit menjadi bentuk yang menyatu.
Para Syekh Naqsybandi memilih untuk membimbing para muridnya, pertama melalui pergerakan Dario Allah, berjalan dari tempat tertinggi menuju tempat terendah. Hal ini berguna untuk menjaga terungkapnay hijab panorama spiritual dari para murid, baru kemudian melepaskan hijab tersebut pada langkah terakhir. Jalan spiritual yang lain memulai dari perjalanan menuju Allah, bergerak dari tempat terendah menuju tempat tertinggi, serta melepaskan hijab panorama spiritual pada langkah pertama.
Telah disebutkan di dalam hadist nabi Muhammad saw, para ulama adalah pewaris para nabi. Pengetahuan para nabi ada dua macam, pengetahuan tentang hokum-hukum dan pengetahuan rahasia. Para ulama tidak bisa disebut pewaris jika tidak mewarisi kedua pengetahuan tersebut. Jika dia hanya menguasai satu macam pengetahuan, maka dia tidak komplit. Pewaris sejati sesungguhnya adalah yang menguasai pengetahuan dari hokum-hukum danpengetahuan rahasia para Nabi, dan hanya para wali yang menerima dan dilindungi warisannya. Syekh Ahmad Al Faruqi meninggalkan banyak buku.
Beliau meninggal pada tanggal 17 Safar 1034 H/ 1624 M, pada usia 63 tahun. Beliau dikuburkan di desa Sirhindi. Beliau adalah Syekh dari emapt jalan sufi, Naqsybandi, Qadiri, Chishti dan Suhrawardi. Beliau lebih memilih Naqshbandi, karena beliau berkata Naqsybandi adalah ibu dari semua jaln sufi, beliau memberikan rahasia dari mata rantai emas (golden chain) kepada Syekh Muhammad Ma’sum Qs.
diambil dari:http://farid.zainalfuadi.net/sanad-emas-ke-25/
Komentar
Posting Komentar